Pemerintah Berencana Pakai Susu Ikan untuk Program Makan Siang Gratis, Ini Hasil Kajiannya!

susu ikan

Dalam upaya untuk mencapai tujuan presiden terpilih Prabowo Subianto, pemerintah tengah sedang mempertimbangkan penggunaan susu ikan sebagai pengganti susu sapi. Kebutuhan Program Makan Bergizi dan Susu Gratis, yang akan menyasar 82,9 juta orang, dari anak sekolah hingga ibu hamil, tidak dapat dipenuhi oleh stok susu sapi di Indonesia.

Kebutuhan susu Indonesia saat ini mencapai 4,3 juta ton per tahun, dengan kontribusi susu dalam negeri baru sekitar 22,7 persen. Impor memenuhi sisa kebutuhan.

Pemerintah akan mengimpor satu juta sapi perah secara bertahap hingga 2029 untuk mendukung program Makan Bergizi dan Susu Gratis, kata Agung Suganda, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Agung menyatakan, “Kita upayakan bahwa 1 juta selama 5 tahun itu, kita bisa mencapai swasembada di tahun 2029.”

Menurut Sis Apik Wijayanto, Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD, pengadaan susu dari peternakan sapi perah terintegrasi, juga dikenal sebagai “mega farm”, memerlukan waktu dua hingga tiga tahun, karena itu ID FOOD sedang menyelidiki alternatif untuk produk susu sapi.

Ikan Diklaim Bisa Atasi Stunting

Untuk mengurangi tingkat stunting yang tinggi di Indonesia, Prabowo Subianto berusaha memulai program Makan Bergizi dan Susu Gratis. Stunting adalah gangguan pertumbuhan yang disebabkan oleh asupan gizi yang rendah dalam jangka waktu yang lama. Salah satu cara untuk mengatasi masalah stunting adalah dengan meningkatkan konsumsi ikan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah sering menekankan pentingnya memberikan protein hewani kepada anak-anak, terutama mereka yang belum berusia dua tahun.

Menkes mengatakan bahwa bayi harus rajin melakukan pengukuran setelah berusia 6 bulan karena Selain ASI eksklusif juga ada makanan tambahan, jika kurang protein hewani anaknya bisa stunting. Protein hewani seperti susu, telur, ikan, dan ayam.

Cara ini mencegah stunting pada anak, kata Budi. Karena protein hewani mengandung zat gizi lengkap seperti asam amino, mineral, dan vitamin yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pemerintah Luncurkan Produk Susu Ikan UMKM

Untuk mendorong hilirisasi produk perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) meluncurkan susu ikan tahun lalu. Bahan baku produk ini adalah ikan, yang kemudian diproses menggunakan teknologi canggih untuk menghasilkan hidrolisat protein ikan (HPI), yang kemudian digunakan sebagai bahan baku untuk susu ikan.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan bahwa produk inovasi HPI, yang merupakan salah satu UMKM yang dibangun oleh KKP, akan menjadi faktor penting dalam mendorong hilirisasi perikanan, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo.

Menurut Renggono, peluncuran susu ikan akan meningkatkan persaingan produk perikanan di pasar domestik dan global. Ia menjelaskan bahwa produk tersebut merupakan inovasi yang menggabungkan manfaat protein ikan untuk kesehatan dengan berbagai jenis produk olahan, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk, sejalan dengan program prioritas KKP. program kesehatan.

Dia menegaskan bahwa susu ikan adalah langkah penting untuk menjamin kekayaan sumber daya perikanan dan nilai tambah yang terkandung di dalamnya dapat dinikmati oleh masyarakat saat ini dan generasi mendatang.

Trenggono menyatakan bahwa KKP berusaha meningkatkan konsumsi ikan dengan mengenalkan berbagai macam produk kepada masyarakat Indonesia. Tujuannya adalah untuk mencegah stunting masyarakat, khususnya generasi penerus bangsa.

Susu ikan buatan anak bangsa ini memiliki banyak keuntungan, seperti mengandung EPA, DHA, dan Omega 3 yang tinggi, bebas alergen, dan mudah dicerna karena memiliki tingkat penyerapan protein 96 persen.

Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM, yang juga hadir pada peluncuran produk tersebut, memuji hilirisasi produk perikanan susu ikan. Menurutnya, untuk meminimalkan impor, kebijakan hilirisasi sangat penting. Ini menunjukkan kemampuan Indonesia dalam mengolah sumber daya lokal menjadi produk bernilai tambah dan memiliki nilai ekonomi tinggi.

Guru Besar IPB Kritisi Program Makan Siang Gratis dengan Susu Ikan

Dwi Andreas, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), memberikan komentar kritis tentang penggunaan susu ikan. Dia mempertanyakan apakah produksi susu ikan dalam skala besar layak.

Apa itu susu ikan? Menurut Dwi, itu mungkin hanya ide. Namun, jika dilakukan dalam skala besar, jawabannya pasti tidak mungkin. Namun, jika dilakukan dalam skala kecil, mungkin.

Dwi menunjukkan kesiapan sektor susu ikan. Menurutnya, meskipun susu ikan memiliki manfaat nutrisi seperti asam lemak omega-3 dan protein tinggi, masalah utama adalah kapasitas produksi dan kesiapan industri.

Apa yang memproduksi susu ikan sudah siap, atau industrinya belum? Oleh karena itu, itu bukan satu-satunya jawaban,” tegasnya.

Post Comment